Sabernews.net | MANCANEGARA - Aksi yang menghebohkan dan mengguncang seluruh umat muslim di Dunia yang dilakukan oleh politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan yang membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21/1 lalu, berbuntut panjang.
Aksi tersebut justru membuat Turki dan Hungaria bersikeras menolak Swedia gabung sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Penolakan kedua negara NATO itu, terungkap saat Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin bertemu PM Swedia Ulf Kristersson di Stockholm.
"Kami bekerja sama. Kami melakukan kontak dekat setiap hari mengenai masalah ini," kata Marin, Kamis (2/2) dikutip Anadolu Agency.
Pihaknya berharap, Turki dan Hungaria memberi keringanan. "Tentu saja, kami ingin Turki dan Hungaria menyetujui permohonan kami [ NATO] secepat mungkin,".
Hungaria juga menjadi negara NATO yang mengkritik sikap Swedia buntut pembakaran Al Quran.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyebutkan "membakar Al Quran sebagai bagian dari kebebasan betul-betul bodoh."
"Menyatakan membakar kitab suci merupakan bagian dari kebebasan berbicara adalah kebodohan yang nyata," kata dia.
Sumber:kumparan